Tidak Selamanya Kawaii. Inilah Potret Tragis 'Joshi Kosei', Bisnis Prostitusi Remaja di Jepang
Jika kamu mendengar kata Jepang, pasti yang kamu bayangkan adalah sebuah negara indah dengan berbagai kemajuan teknologinya sehingga membuatmu tertarik kesana. Namun siapa sangka, dibalik kemajuan teknologi dan keindahan negaranya ternyata Jepang juga punya wajah kelamnya sendiri. Mungkin kamu sudah mengetahui tentang produksi Japan Adult Video atau produksi industri film dewasa yang memang sangat dikenal dunia dan banyak mendatangkan keuntungan bagi Jepang. Atau juga kamu mengenal Yakuza, sebuah geng kejahatan yang dikenal dunia berasal dari Jepang. Tapi ada satu lagi wajah kelam dari Jepang, yaitu Joshi Kosei.
Joshi Kosei adalah praktik prostitusi yang melibatkan remaja dan pelajar di Jepang. Hal ini belakangan sudah semakin marak di lakukan dan bahkan sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi untuk ditemukan di negara itu. Sebenarnya bagaimana sih Joshi Kosei ini? Biar kamu ga penasaran, berikut fakta-fakta mengenai Joshi Kosei.
1. Awalnya hanya perkencanan biasa
Joshi Kosei sendiri sudah dimulai sejak tahun 90an. Namun aktivitas ini pertama kali tidak mencapai ranah prostitusi. Pada masa itu, pria paruh baya yang baru pulang bekerja biasanya datang ke kafe-kafe untuk menyewa jasa Joshi Kosei. Namun para pelajar belia ini hanya berkumpul untuk menemani dan berbincang dengan pelanggannya.
2. Mulai berubah

Kencan yang awalnya hanya untuk bercanda dan perbincangan biasa kemudian perlahan berubah. Sebenarnya Joshi Kosei sudah dibayar mahal dalam sekali kencan hanya untuk menemani berbincang. Namun, lama-kelamaan pelanggan Joshi Kosei menginginkan pelayanan yang lebih dari para pelajar tersebut. Mengingat bayaran yang sudah tinggi kemudian menjadi semakin tinggi, jasa kencan ini pun kemudian berubah menjadi sebuah bisnis prostitusi yang terselubung.
3. Semakin menyebar

Semakin marak dan diminati, bisnis ini pun perlahan mulai menyebar di seluruh Jepang. Joshi Kosei pun benar-benar berubah menjadi bisnis pemuas nafsu bagi para lelaki hidung belang. Sudah banyak pelajar di Jepang yang akhirnya terjerumus dalam bisnis ini. Celakanya bagi mereka yang sudah terjun ke bisnis ini, maka sulit bagi mereka untuk keluar. Joshi Kosei sendiri paling banyak ditemukan di distrik Akihabara.
4. Sulit diberantas

Sebenarnya sudah ada undang-undang yang mengatur larangan bisnis prostitusi untuk anak di bawah umur. Hanya saja bisnis ini tak lantas hilang begitu saja. Bahkan banyak yang mengungkapkan bahwa campur tangan pemerintah untuk memberantas Joshi Koseihanyalah sebuah gimmick alias pura-pura. Sampai sekarang masih banyak ditemukan Joshi Kosei yang melangsungkan praktiknya di kota-kota besar.
5. Korban menderita

Banyak remaja Jepang yang akhirnya bunuh diri akibat Joshi Kosei. Hal ini disebabkan oleh beban mental yang mereka terima jika mereka ketahuan sebagai pelaku Joshi Kosei. Walaupun sudah tak tabu untuk menemukan hal ini di Jepang, namun bagi para pelaku yang ketahuan oleh lingkungannya sebagai Joshi Kosei, mereka tetap akan menanggung malu dan akan mendapatkan pengucilan dari masyarakat. Inilah pil pahit yang harus mereka terima ketika terjerumus dalam bisnis ini.
Sebenarnya jika dilihat dari industri prostitusi yang semakin besar di Jepang, dapat dikatakan sudah sangat terlambat bagi pemerintah untuk memberantas hal tersebut. Ini dapat dijadikan pembelajaran bagi negara seperti Indonesia, bahwa industri abu-abu seperti prostitusi alangkah lebih baiknya untuk tidak dibiarkan apalagi didukung. Jadi hal tersebut tidak menyebar dan membuat masalah yang lebih besar.
Source : Soranews21
Komentar
Posting Komentar